Selasa, 04 Desember 2012

Sensasi dan Persepsi

Proses penerimaan dan pengolahan informasi dalam diri individu dimulai dari proses penerimaan informasi yang paling awal, yaitu sensasi. Dan diikuti dengan proses persepsi sampai proses penyimpanan dan penggunaan kembali informasi tersebut.

PROSES SENSASI 
  • Manusia selalu dikelilingi oleh berbagai sensasi
  • Di cafe, telinga menangkap suara musik, hidung mencium wewangian bunga 
  • Melalui alat indralah manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya.
Sensasi adalah proses menangkap stimuli melalui alat indra. Berasal dari kata sense, yg berarti alat indra, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya . Kita mengenal 5 alat indra, yaitu penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa/pengecap. Indra terpenting manusia adalah penglihatan kemudian baru pendengaran. Manusia memanipulasi benda-benda dengan tangan sehingga indra peraba pun menjadi penting .
  • Indra Kinestesis dan Vestibular

Kinestesis adalah indra yg memberi informasi ttg posisi tubuh dan anggota badan. 
Vestibular adalah indra keseimbangan. Indra ini menolong menjaga keseimbangan misalnya saat seorang naik sepeda. Alat indra ini berada dalam di bagian dalam telinga.

Proses sensasi terjadi saat alat indra mengubah  informasi menjadi impuls-impuls syaraf yg dimengerti oleh otak melalui proses tranduksi.

Sensasi dipengaruhi oleh faktor situasional dan faktor personal. Situasional faktor dari luar. Misalnya: lembutnya suara, tajamnya bebauan. Personal hal-hal yg dimiliki seseorang, misalnya: kapasitas alat indra,pengalaman, lingkungan budaya.

Proses persepsi, yaitu cara kita menginterpretasi atau mengerti pesan yg telah diproses oleh sistem indrawi kita.

Contoh : Ketika mencium wangi bunga melati, anda mengalami  sensasi. Anda menyadari wewangian tersebut sama dengan parfum jasmine yg dipakai sahabat anda. Kesadaran atau interpretasi anda atas wewangian bunga itulah yg disebut dengan persepsi.
Jadi persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi. Dengan melakukan persepsi, manusia memperoleh pengetahuan baru.

Contoh lain :
(S): sensasi
(P): persepsi
Ketika melihat seseorang di rumah sakit (S)
Ketika menyadari dia teman lama anda (P)
Ketika anda menangkap suara (bunyi) (S)
Ketika menyadari suara itu adalah panggilan bagi anda (P)

Dalam pengertian psikologi persepsi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran, peraba ) sedangkan alat untuk memahaminya adalah kognisi atau kesadaran . 

Perilaku dan Pendekatan Psikologi


Ada 5 teori utama Psikologi Modern:
1.      Pendekatan Neurobiologis
2.      Pendekatan Psikoanalisis
3.      Pendekatan Perilaku
4.      Pendekatan Kognitif
5.      Pendekatan Humanistis

  • Pendekatan Neurobiologis
Pendekatan yg berusaha menghubungkan tindakan dengan kejadian yang berlangsung didalam tubuh manusia, terutama dalam otak dan susunan syaraf . Pendekatan ini mencoba menyederhanakan perilaku yg dapat diamati dan kejadian-kejadian mental (seperti pikiran dan emosi) menjadi proses biologis.
  • Pendekatan Psikoanalisis
Sigmund Freud : “Perilaku manusia ditentukan oleh insting bawaan yang sebagian besar tidak disadari ”. Dalam pendekatan ini, kepribadian manusia merupakan hubungan dari Id, Ego, dan Superego.
1. Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan – dorongan biologis manusia – pusat insting (hawa nafsu). Ada 2 instink dominan :
(1)   libido – insting reproduktif yg menyediakan energi dasar untuk kegiatan-kegiatan manusia yg konstruktif. Disebut juga insting kehidupan (eros) bukan saja hanya dorongan seksual, tetapi segala hal yg mendatangkan kenikmatan, termasuk kasih ibu.
(2)   Thanatos – insting destruktif dan agresifmerupakan insting kematian. Semua motif manusia adalah gabungan antara eros dan thanatos
Id  bergerak berdasarkan prinsip kesenangan, ingin segera memenuhi kebutuhannya Id bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu kenyataan.
2. Ego menjembatani tuntutan id dengan realitas di dunia luar. Egoadalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistic. Egolah yang menyebabkan manusia mampu
Egolah yang menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud yg rasional. Ego bergerak berdasarkan prinsip realitas.
3. Superego adalah polisi kepribadian, mewakili yg ideal. Superegoadalah hati nurani yg merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan kultural masyarakat. Superego memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tak berlainan ke alam bawah  sadar manusia.
Baik id  maupun superego berada dalam bawah sadar manusia. Singkatnya dalam psikoanalis, perilaku manusia merupakan interaksi antara komponen biologis (id komponen psikologis ego dan komponen sosial superego.
  • Pendekatan Perilaku (Behaviorisme)
Menganalisis perilaku manusia hanya berdasarkan perilaku yang terlihat. Perilaku manusia adalah dari proses belajar.  Manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Dari situlah dia akan berperilaku. Behaviorisme juga disebut prikologi Stimulus-Respon (S-R).
  • Pendekatan Kognitif
Psikologi kognitif berpendapat: “manusia bukan hanya penerima stimuli yg pasif”. Mental manusia mengolah informasi yg diterimanya dan mengubahnya menjadi bentuk-bentuk baru dan memilihnya kedalam katagori-katagori
  • Pendekatan Humanistik
Psikologi humanistik bertumpu pada tiga dasar pijakan yaitu:
1.      keunikkan manusia
2.      pentingya nilai dan makna
3.      kemampuan manusia untuk mengembangkan diri

Manusia tidak digerakkan oleh kekkuatan luar yg tidak dapat dikontrolnya, tetapi manusia adalah pemeran yang mampu mengontrol nasib sendiri dan mampu mengubah dunia disekelilingnya. Dengan psikologi humanistic, manusia bebas untuk memilih dan menentukan tindakannya sendiri.
Makadari itu, saat seseorang merasa bahwa “Saya seperti ini, inilah saya. Karna lingkungan saya seperti itu”. Mereka tidak bisa menyalahkan lingkungan, orang tua, atau keadaan sekalipun. Mereka harus bisa bertanggung jawab dengan itu semua. Misalnya dengan keadaan seperti itu harus bisa bertindak seperti apa dan bagaimana. 

“APA ITU PSIKOLOGI, SUMBANGANNYA TERHADAP DISIPLIN ILMU KOMUNIKASI DAN LINGKUP PSIKOLOGI KOMUNIKASI”

Sebelum kita mempelajari apa itu psikologi komunikasi, mari kita pahami dulu apa itu psikologi dan apa itu komunikasi
Pengertian Psikologi
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya.
Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa yunani kuno :"ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.

Definisi Psikologi Menurut Para Ahli :
  • Crow & Crow :
Pschycology is the study of human behavior and human relationship. (Psikologi ialah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik berupa manusia lain (human relationship) maupun bukan manusia: hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya.
  • Sartain :
Psychology is the scientific study of the behavior of living organism,with especial attention given to human behavior. (Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme yang hidup, terutama tingkah laku manusia).
  • Bruno (1987) :
Pengertian Psikologi dibagi dalam tiga bagian, yaitu: Pertama, psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidup mental”. Ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme.
  • Chaplin (1972) dalam Dictionary of psychology :
Psikologi ialah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan.
  • Ensiklopedia Pendidikan, Poerbakawatja dan Harahap (1981) :
Psikologi sebagai cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan – kegiatan jiwa.
  • Richard Mayer (1981) :
Psikologi merupakan analisi mengenai proses mental dan struktur daya ingat untuk memahami perilaku manusia.

Untuk menjelaskan prilaku manusia dalam menanggapi lingkungannya, manusia mempunyai 4 reaksi dasar :
  1. Reaksi instrumental, yaitu berupa tindakan atau yang menyangkut gerakan, seperti berjalan, makan, berbicara.
  2. Reaksi kognitif, sistem reaksi ini terdiri dari berpikir, membuat rencana, berimajinasi.
  3. Reaksi afektif, termaksud dalam sistem ini adalah prilaku emosional, baik yang positif (gembira) yang negatif (sedih), maupun yang lembut dan yang keras.
  4. Reaksi persepsi, reaksi yang melibatkan satu atau lebih alat indra kita, seperti penglihatan, penciuman pendengaran kepekaan terhadap rasa sakit
Menurut Papalia dan Olds (1985), kajian psikologi mempunyai 4 tujuan :
  1. Deskripsi: psikologi memberikan informasi tetang apa yang sedang terjadi.
  2. Eksplanasi: psikologi memberikan informasi tentang mengapa sesuatu terjadi.
  3. Prediksi: psikologi bertujuan untuk meramalkan peristiwa yang terjadi dimasa depan berdasarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya.
  4. Modifikasi/Kontrol: tujuan ini adalah untuk mengubah atau mengontrol prilaku.
Pengertian Komunikasi
Kata Komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris, berasal dari bahasa latin communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian untuk seseorang, tukar-menukar, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap,bertukar pikiran, berhubungan, berteman (Hardjana, 2003: 10).

Ensiklopedia Bebas dunia maya, Wikipedia (2009), mendefinisikan komunikasi sebagai berikut. Communication is commonly defined as “the imparting or interchange of thoughts, opinions, or information by speech, writing, or signs”. Although there is such a thing as one-way communication, communication can be perceived better as a two-way process in which there is an exchange and progression of thougts, feelings or ideas (energy) towards a mutually accepted goal or direction (information). Komunikasi, menurut Wikipedia, adalah proses saling bertukar pikiran, opini, atau informasi secara lisan, tulisan, ataupun isyarat.  Komunikasi bisa   satu arah maupun dua arah.

Dari pendapat tentang pengertian komunikasi tersebut dapat dipahami bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang didalamnya terdapat berbagai unsure sebagai berikut:
  1. Sumber ( source ) : Pihak yang berinisiatif atau berkebutuhan untuk berkomunikasi, individu, kelompok, organisasi, perusahaan, dll. Pihak sumber memiliki  gagasan  yang akan disampaikan kepada penerima. Gagasan diubah menjadi pesan melalui proses encoding, yaitu proses merubah gagasan menjadi simbol-simbol yang umum (kata, bahasa, tanda, gambar, dst.) sehingga dapat dipahami oleh penerima.
  2. Pesan (message) : hal-hal yang bersifat verbal dan/ atau nonverbal yang mewakili perasaan, pikiran, keinginan atau maksud sumber tadi.
  3. Saluran/Media (channel) : alat/ wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesan kepada penerima.
  4. Penerima (receiver) : Orang yang menerima pesan dari sumber. Penerima pesan ini menerjemahkan/ menafsirkan seperangkat simbol verbal dan/ atau non verbal yang ia erima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses demikian disebut decoding.
  5. Efek (effect) : Apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut.
Pengertian Psikologi Komunikasi  
George A. Miller mengertikan psikologi komunikasi sebagai “ ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral(perilaku) dalam komunikasi “. Dalm konteks komunikasi, sumbangan yang sangat berharga bagi tercapainya tujuan komunikasi, yakni komunikasi yang efektif (berhasil dan berguna).
Dalam pembahasan mengenai fungsi komunikasi terlihat bahwa ada tiga tolok ukur untuk menyatakan bahwa komunikasi yang dilakukan berlangsung efektif, yaitu :
  • Pemahaman diri sendiri dan orang lain.
  • Mapannya hubungan sosial yang bermakna.
  • Perubahan sikap dan perilaku
Tubbs dan Moss menyebutkan lima tolok ukur efektivitas komunikasi (Rakhmat, 1994).
  1. Pengertian, artinya peneriman yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan komunikator.
  2. Kesenangan. Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan membentuk pengertian.
  3. Pengaruh pada sikap. Inilah komunikasi yang paling sering kita lakukan, yakni untuk mempengaruhi orang lain. Dalam hal ini dikenal apa yang disebut persuasi.
  4. Hubungan yang makin baik. Komunikasi juga bertujuan untukmenumbuhkan hubungan sosial yang baik.
  5. Tindakan. Terkait dengan persuasi maka komunikasi dimaksudkan untuk melahirkan tindakan yang dikehendaki.
Hubungan Antara Psikologi Dan Komunikasi dapat dilihat dua aspek yaitu :
  • Secara Historis :
  1. Sesungguhnya psikologi adalah  akar dari ilmu komunikasi, selain sosiologi, antropologi, dan filsafat.
  2. Founding fathers ilmu komunikasi juga terdiri dari  sarjana psikologi  seperti  Wilbur schraam, Kurt Lewin, Paul Lazarfeld dan Carl I Hovland.
  • Secara Taxonomi  Keilmuan :
Komunikasi merupakan instrumen atau bagian dari psikologi sosial sebagai sarana  memenuhi kebutuhan dorongan untuk berhubungan dengan orang lain.
Meskipun begitu komunikasi bukan sub disiplin dari psikologi, apa yang menjadi bahan kajian dalam komunikasi juga dipelajari dalam psikologi.

Lingkup Psikologi Komunikasi

Ruang Lingkup psikologi komunikasi terdiri dari :

1. Sistem Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi intrapribadi atau Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara self dengan God. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.

2. Sistem Komunikasi Interpersonal

Kita dapat memahami makna atau pengertian dari komunikasi interpersonal dengan mudah jika sebelumnya kita sudah memahami makna atau pengertian dari komunikasi intrapersonal. Seperti menganonimkan saja, komunikasi intrapersonal dapat diartikan sebagai penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Jadi dapat diartikan bahwa komunikasi interpersonaladalah komunikasi yang membutuhkan pelaku atau personal lebih dari satu orang. R Wayne Pace mengatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah Proses komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka.
  • Komunikasi Interpersonal menuntut berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi jenis ini dibagi lagi menjadi komunikasi diad, komunikasi publik, dan komunikasi kelompok kecil.
  • Komunikasi Interpersonal juga berlaku secara kontekstual bergantung kepada keadaan, budaya, dan juga konteks psikologikal. Cara dan bentuk interaksi antara individu akan tercorak mengikuti keadaan-keadaan ini.

3. Sistem Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.

4. Sistem Komunikasi Massa

  1. Menurut Bittner (1980:10) : “Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.”
  2. Menurut Garbner (1967) : “Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paing luas dimiliki orang dalam masyarakat industry.”
  3. Menurut Ruben (1992) : “Komunikasi massa adalah proses di mana informasi diciptakan dan disebarkan oleh organisasi untuk dikonsumsi oleh khalayak.”
Dari definisi-definisi diatas dapat diambil suatu rangkuman definisi bahwakomunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau media elektronik sehingga pesan yang sama dapat disampaikan secara serempak dan sesaat. Atau dengan kata lain, komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada klayak yang sifatnya missal melalui alat-alat yang bersifat mekanis.

Ada tiga bagian fungsi utama ruang lingkup komunikasi, yaitu : 
  • Memahami diri sendiri dan orang lain
Salah satu yang harus kita perhatikan dari komunikasi adalah memahami diri sendiri dan orang lain. Dengan kata lain, kita bergantung pada komunikasi untuk membangun kesadaran diri kita. Pakar komunikasi Thomas Hora menyatakan, “ untuk memahami dirinya sendiri orang lain ia butuh untuk memahami orang lain “. Melalui proses komunikasi, kita sampaikan dengan jelas, pada kondisi apa sajakah kita memiliki kekuatan untuk mempengaruhi orang lain, serta apakah kita mampu secara efektif membuat keputusan atau menyelesaikan konflik dan masalah.
  • Mempankan Hubungan yang Bermakna
Komunikasi menawarkan kita kesempatan untuk memuaskan apa yang disebut oleh psikologi William Schutz sebagai “ kebutuhan kita untuk inkluisi, control, dan efeksi”.
Inkluisi adalah kebutuhan kita untuk bersama dengan orang lain, untuk mengadakan kontak sosial. Kebutuhan untuk control adalah kebutuhan kita untuk merasa bahwa kita itu mampu bertanggung jawab bahwa kita mampu untuk bekerja sama dan mengelola lingkungan kita. Kebutuhan efeksi adalah kebutuhan kita untuk menyatakan dan menerima cinta atau kasih sayang.
  • Mengubah Sikap dan Perilaku
Kita menghabiskan banyak waktu untuk mencoba mempengaruhi orang lain agar berpikir, seperti apa yang kita pikir, bertindak sebagaimana kita lakukan, dan menyukai apa yang kita suka. Kadangkala upaya kita berhasil dan kadangkala kita gagal.

Komunikasi yang kita bahas adalah komunikasi antarmanusia. Dalam memahami manusia dan dalam interaksi, kita tak sendiri. Dalam diri manusia ada begitu banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Contohnya, seseorang yang keliatan religious, sopan, bisa jadi seorang penjahat. Namun, sebaliknya seseorang yang kelihatan kasar, urukan, dan berwajah seram bisa jadi menjadi maikat penolong yang muncul pada saat kita butuhkan.

persepsi dan atribusi

Manusia memang tidak hanya melakukan tindakan persepsi terhadap objek. Tetapi manusia juga melakukan proses persepsi mengenai orang atau orang – orang lain. Persepsi tentang orang (person perception) kadang
juga disebut persepsi social. Tujuannya adalah untuk memahami orang dan orang – orang lain (Sarlito 1997).

Menurut Rahmat (2003) ada empat perbedaan anatara persepsi obyek dan persepsi tentang orang (persepsi interpersonal):

  1. Persepsi obyek, stimuli dianggap sebagai panca indra melalui benda – benda fisik : gelombang cahaya, gelombang suara, temperatur. Sedangkan persepsi tentang orang, stimuli samapai kepada kita melalui lambang – lambang verbal atau grafis yang disampaikan pada pihak ke tiga.
  2. Persepsi tentang orang jauh lebih sulit daripada persepsi objek. Pada persepsi objek, kita hanya menaggapi sifat - sifat luar objek tersebut. Namun, pada persepsi tentang orang, kita mencoba memahami apa yang tidak ditangkap oleh alat indra kita. Kita coba memahami bukan saja perilaku orang, tetapi motiv atau mengapa orang berperilaku.
  3. Persepsi obyek, obyek tidak bereaksi kepada kita. Kita tidak memberikan reaksi emosional terhadap objek. Namun, ketika melakukan persepsi kepada orang lain, berbagai factor telibat seperti faktor – faktor personal kita, karakteristik orang lain yang dipersepsi maupun hubungan antara kita dengan orang tersebut.
  4. Objek relative tetap, tapi orang cenderung berubah –ubah.

Waber (1992) menyebut istilah inferensi sosial. Inferensi sosial berarti mengerti apa yang kita pelajari tentang orang atau orang lain. Inferensi sosial kita umumnya datang dari empat sumber. Yaitu :

  1. Informasi sosial tentang oranglain: manusia adalah mawkhluk yang selalu membutuhkan informasi tentang orang lain yang berada disekitar dirinya. Contohnya saja saat anda menemui seseorang yang sedang lari dengan membawa buku. Pasti anda akan menanyakan padanya, “kenapa anda terburu-buru? Ada masalah kah?”.
  2. Penampilan: apakah memang benar penampilan bisa dijadikan dasar dalam menilai seseorang? Tidak bisa dipungkiri, penampilan fisik merupakan hal yang pertama kali diperhatikan saat kita bertemu dan bertatap muka dengan seseorang. Penampilah fisik seseorang kita juga bisa memperoleh data – data social yang penting tentang dirinya. Misalnya saja, apa yang ada dalam pikiran anda saat melihat seorang laki – laki berpakaian rapih, berkemeja licin yang dimasukan kedalm celananya? Pastiakan muncul  pemikiran atau penilaian bahwa laki-laki itu adalah seorang pejabat, orang sibuk, atau orang yang memang selalu berada di lingkungan perusahaan.
  3. Petunjuk nonverbal :
  • Ekspresi wajah seseorang memegang peranan penting dalam interaksi dengan sesama. Petunjuk wajah di anggap merupakan sumber persepsi yang dapat di andalkan.
  • Kontak mata, menunjukan seberapa intim kita dengan lawan bicara. Saat interaksi dengan orang yang tidak kita kenal biasanya kita akan menghindari kontak mata yang terlalu sering dengan mereka. Sebaliknya, kalau sedang berinteraksi dengan orang yang amat kita senangi kontak mata akan dilakukan sesering mungkin.
  • Gerakan tubuh (gesture), yang kita lakukan memiliki makna atau arti tersendiri. Gerakan di sini bisa berupa gerakan tangan, lengan, maupun kepala. Beberapa gerakan memiliki arti tertentu. Misalnya, jari tangan( telunjuk dan jari tengah) yang memiliki huruf V menunjukan tanda damai atau kemenangan (victory).
  • Suara, yang kita keluarkan bisa memberikan pengaruh besar dalam menunjukan emosi dan perasaan.
  • Tindakan, dalam membentuk persepsi interpersonal, manusia sering kali memfokuskan diri atau memberi perhatian pada bagaimana cara seseorang bertindak terhadap orang lain.
4. Implikasi tindakan – tindakan orang lain :
a.      Impression integration

Bagaimanakah mengintegerasikan berbagai kesan dan makna yang berbeda terhadap seseorang? Ada beberapa strategi untuk mengintegrasikan kesan – kesan itu:

1.)    Evaluasi
Keputusan yang paling penting yang kita buat tentang orang lain adalah apakah kita menyukai atau tidak menyukainya. Melalui kebaikan dan keburukan seseorang ini berarti suatu evaluasi yang kita berikan kepada orang lain.
2.)    Averaging
Saat kesan terhadap seseorang itu bercampur (misalnya ada yang kita senangi, kita benci, ada yang kita ragukan, dan lainnya), apakah satu sama lain bisa saling mengisi? Penelitian menyebutkan bahwa kesan yangberlawanan bisa saling bersatu melalui proses pukul rata (process of averaging). Secara spesifik, kualitas yang berbeda pada setiap individu tidak hanya dievaluasi (dinilai mana yang baik dan mana yang buruk, positif atau negatif), tetapi juga memberi bobot (mana yang lebih penting, dan mana yang kurang penting).
3.)    Consistency
Konsistensi berarti suatu kesan yang kita miliki tentang seseorang, menentukan kesan lain           yang kita peroleh tentang orang itu. Misalnya, apabila informasi awal yang kita peroleh tentang seseorang kita nilai positif atau baik maka kesan berikutnya tentang orang itu juga akan dinilai dengan baik secara konsisten. Halo effect adalah salah satu kencenderungan prinsip konsistensi dalam pembentukan kesan.
4.)    Positivity
Beberapa penilitian menunjukkan, manusia cenderung untuk melihat orang lain dalam hal    yang positif. Bias positif ini merupakan perpanjangan dari keinginan manusia untuk memperoleh pengalaman yang selalu baik.

A.     PENGERTIAN ATRIBUSI

Untuk mempermudah penjelasan tentang atribusi, marilah kita simak contoh kasus berikut:

Bayangkan diri anda suatu waktu baru saja pulang dari berbelanja kebutuhan sehari – hari di supermarket dekat rumah. Saat itu, anda sedang berjalan sendirian menuju rumah dengan tangan yang penuh dengan kantong belanjaan. Tiba – tiba saja dari arah berlawanan, anda di kejutkan dengan sepeda motor yang datAng dengan kecepatan tiinggi. Sepeda motor itu semakin mendekati anda dan hampir menabrak anda. Dengan kedua tangan yang penuh, anda tidak bisa menjaga keseimbangan dan akhirnya terjatuh. Bahkan salah satu kantong belanja anda terjatuh dan isinya berhamburan dijalan. Saat itu, secara reflex, anda bisa saja marah lalu mengejar sepeda motor itu. Tetapi hal itu tidak mungkin karena anda sedang berjalan kaki dan anda juga harus membereskan barang – barang belanjaan anda. Hal yang mungkin anda lakukan adalah menggerutu. Andapun berfikir kenapa pengendara itu melakukan hal tersebut.

Atribusi adalah proses menyimpulkan motiv, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilaku yang tampak (Baron dan Byrne, 1979).

Mengapa manusia melakukan atribusi?

Menurut Myers (1996) kecenderungan memberikan atribusi disebabkan oleh kecenderungan manusia untuk menjelaskan segala sesuatu (ada sifat ilmuan dalam manusia), temasuk apa yang ada dibalik perilaku orang lain.

Fritz Heider yang terkenal sebagai tokoh psikologi atribusi, dasar untuk mencari penjelasan mengenai perilaku orang adalah akal sehat.

TEORI-TEORI ATRIBUSI

1. Correspondent infrence theory (teori penyimpulan terkait)
Teori ini difokuskan pada orang yang dipersepsikan. Teori ini sendiri dikembangkan oleh Edwards E. Jones dan Keith Davis (1965). Menurut teori ini, perilaku merupakan sumber informasi yang kaya. Dengan demikian, apabila kita mengamati perilaku orang lain dengan cermat, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan.

2. Casual analysis theory (Teori Analisis Kasual)
Teori ini merupakan teori atribusi yang lebih terkenal. Dasarnya adalah tetap commonsense (akal sehat) dan berfokus pada atribusi internal dan eksternal. Teori ini dikembangkan oleh Harold H. Kelley.
Teori Analisis Kasual menyebutkan ada tiga hal yang perlu diperhatikan untuk menetapkan apakah suatu perilaku beratribusi internal atau eksternal.

a. Kosensus
Apakah susatu perilaku cenderung dilakukan oleh semua orang pada situasi yang sama? Makin banyak yang melakukannnya, makin tinggi kosensus; makin sedkit yang melakukannya, makin rendah kosensus

b. Konsistensi
Apakah perilaku yang bersangkutan cenderung melakukan perilaku yang sama dimasa lalu dalam kondisi yang sama? Jika iya, berarti konsistensinya tinggi; jika tidak maka konsistensinya rendah.

c. Distingsi dan kekhasan
Apakah pelaku yang bersangkutan cenderung melakukan perilaku yang sama di masa lalu dan situasi yang berbeda – eda? Kalu iya, maka distingsinya tinggi; kalau tidak, naka distingsinya rendah.

Meurut Kelley, bila ketiga hal tersebut tinggi maka orang akan melakukan atribusi kausalitas tinggi. Misalnya, ibu marah kepada tukan sayur keliling, begitu pula ibu – ibu lain di kompleks (berarti kosensus tinggi).

BIAS – BIAS DALAM ATRIBUSI (ATTRUTIONAL BIASES)
Dalam menganalisis suatu perilaku tertentu, kita tentunya menemukan beberapa bias atau kesalahan sebagai bentuk lain dari kognisi social. Ada dua jenis bias dalam atribusi:

1. Bias Kognitif (Cognitive Biases)
Disini disebutkan bahwa atribusi merupakan suatu proses yang rasional dan logis. Teori atribusi menjelaskan bahwa manusia mengolah informasi dengan cara yang rasional.

a. Salience
Hal ini membuat kita melihat stimuli sebagai hal yang paling berpengaruh dalam membentuk persepsi. Sesuatu yang bergerak, berwarna atau baru atau apapun yang sering bergerak akan mendapatkan perhatian yang lebih dari pada yang diam atau stabil.
b. Memberikan atribusi lebih pada disposisi (overattributing to dispositions)
Salah satu konsekuensi dari bias ini adalah kita lebih sering menjelaskan perilaku seseorang melalui disposisinya. Disposisi itu kemudian dianggap sebagai kepribadian dan perilakunya secara umum, sementara situasi disekitarnya tidak bisa kita perhatikan.
c. Pelaku vs Pengamat
Salah saut hal yang menarik dalam kesalahan atribusi yang mendasar adalahhal itu biasanya terletak pada pengamat dan bukan pelakunya. Para pelaku biasanya justru sering terlalu menekankan pada peran factor eksternal.

2. Bias Motivasi (Motivational Biases)
Bias ini muncul dari usaha yang dilakukan manusia untuk memenuhi kepentingan dan motivasi mereka. Seperti dijelaskan sebelumnya, bias kognitif timbul dari anggapan bahwa seolah – olah manusia hanya memiliki satu kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk memperoleh pemahaman yang jelas dan menyeluruh tentang lingkungannya. Sementara dalam kenyataannya, manusia memiliki kebutuhan lain, seperti kasih saying, percaya diri, harga diri, kebutuhan materi, yang sering kali tidak diindahkan.

E. ATRIBUSI TENTANG DIRI (SELF)

Banyak pembahasan mengenai atribusi adalah atribusi tentang orang lain. Padahal, manusia juga melakukan atribusi terhadap diri sendiri.
Salah satu hal yang menarik dalam teori atribusi adalah orang memiliki persepsi berdasarkan kondisi internalnya sendiri, sama seperti saat mereka memiliki persepsi tentang kondisi orang lain. Sama seperti atribusi tentang orang lain, dalam atribusi tentang diri sendiri kita juga mencari sebab – akibat suatu tindakan yang kita lakukan.
Pendekatan ini memberikan pemahaman tentang persepsi diri mengenai sikap, motivasi, dan emosi.

1. Sikap
Telah banyak penelitian yang menunjukan bahwa seseorang memiliki sikap sendiri melalui introspeksi, dengan melihat kembali berbagai pemikiran dan perasaannya secara sadar.

2. Motivasi
Dalam elemen ini, manusia cenderung mau melakukan sesuatu untuk ganjaran atau imbalan yang tinggi. Ini berarti manusia memiliki atribusi eksternal dalam melakukan suatu hal “saya mau melakukannya karena saya dibayar tinggi untuk itu” sementara melakukan hal yang sama dengan imbalan yang sedikit atau lebih rendah akan membuat manusia memiliki atribusi internal.

3. Emosi
Para peneliti mengatakan bahwa pada dasarnya manusia mengenal apa yang didasarkan dengan cara mempertimbangkan atau memahami keadaan psikologi, mental, dan berbagai dorongan eksternal yang menyebabkan ha itu terjadi. Stanly Schacter (1962) pernah melakukan penelitian tentang persepsi diri dengan pendekatan emosional.

atraksi hubungan interpresonal dan proses terjadinya


ATRAKSI INTERPERSONAL
1.    Definisi atraksi interpersonal
Kita dapat meramalkan arus komunikasi interpersonal yang akan terjadi. Semakin tertarik kita kepada seseorang, maka semakin besar kecenderungan kita berkomunikasi dengan dia. Oleh karena itu, atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Adanya daya tarik ini membentuk rasa suka. Rasa suka pada seseorang umumnya membuat orang yang kita sukai menjadi signifikan bagi kita.
2.      Teori atraksi interpersonal
  • Reinforcement theory menjelaskan bahwa seseorang menyukai orang lain adalah sebagai hasil belajar.
  • Equity theory menyatakan bahwa dalam suatu hubungan, manusia selalu cenderung menjaga keseimbangan antara harga (cost) yang dikeluarkan dengan ganjaran (reward) yang diperoleh.
  • Exchange theory menjelaskan bahwa interaksi sosial diibaratkan sebagai transaksi dagang. Jika orang kenal pada seseorang yang mendatangkan keuntungan ekonomis dan psikologis, akan lebih disukai.
  • Gain-loss theory menyatakan bahwa orang cenderung lebih menyukai orang-orang yang menguntungkan daripada orang-orang yang merugikan kita
3.    Faktor yang mempengaruhi atraksi interpersonal
Faktor-faktor yang mempengaruhi atraksi interpersonal dibagi menjadi dua, yaitu faktor personal dan faktor situasional.
Berikut ini adalah penjelasan dari faktor-faktor tersebut, yaitu :

1. Faktor-faktor personal yang mempengaruhi atraksi interpersonal :
  • Kesamaan karakteristik personal.
Orang-orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat sosioekonomis, agama, dan ideologis memiliki kecenderungan saling menyukai. Menurut teori Cognitive consistencydari Fritz Heider dalam Jalaluddin Rakhmat (2011), manusia selalu berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya.
Contoh : Ketika kita sedang naik kendaraan umum dan berjumpa dengan seorang kenalan baru. Maka percakapan kita berlangsung dan dimulai dari masalah-masalah demografis (dimana anda tinggal, pekerjaan anda, dll) sampai masalah-masalah politik dan sebagainya.
  • Tekanan emosional (stress)
Bila seseorang sedang dalam keadaan yang mencemaskannya atau harus memikul tekanan emosional, maka ia akan menginginkan kehadiran orang lain. Tekanan emosional ini dibuktikan oleh Stanley Schacter dalam Jalaluddin Rakhmat (2011) dengan membuat sebuah eksperimen. Ia mengumpulkan dua kelompok mahasiswi. Kepada kelompok pertama dia menyatakan bahwa mereka akan menjadi subjek eksperimen yang meneliti efek kejutan listrik yang sangat menyakitkan. 
  • Harga diri yang rendah
Menurut wlster dalam Jalaluddin Rakhmat (2011), bila harga diri seseorang direndahkan, harsat afiliasi (bergabung dengan orang lain) bertambah, dan ia makin responsif untuk menerima kasih sayang orang lain. Orang yang rendah diri cenderung mudah mencintai orang lain.
  • Isolasi sosial
Manusia adalah makhluk sosial. Manusia mungkin tahan dengan hidup terasing untuk beberapa waktu dan bukan untuk waktu yang lama. Isolasi sosial merupakan pengalaman yang tidak enak. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa tingkat isolasi sosial sangat berpengaruh terhadap kesukaan kita pada orang lain.
HUBUNGAN INTERPERSONAL
1. Definisi hubungan interpersonal
Komunikasi yang efektif ditandai dengan adanay hubungan interpersonal yang baik.  Menurut Anita Taylor dalam Jalaluddin Rakhmat (2011), komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting. Setiap melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekadar menyampaikan isi pesan (content), tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonal (relationship). Berikut ini adalah contoh beberapa kalimat yang menunjukkan kadar hubungan interpersonal yang berbeda, yaitu: 
  • Rumahmu dimana?
  • Dimanakah rumah anda?
  • Bolehkah saya tahu dimana rumah anda?
Pandangan bahwa komunikasi mendefinisikan hubungan interpersonal telah dikemukakan oleh Ruesch dan Bateson (1951) pada tahun 1950-an. Gagasan ini dipopulerkan di kalangan komunikasi oleh Waulawuck, Beavin, dan Jackson (1967). Selain itu, para psikolog juga mulai menaruh minat yang besar pada hubungan interpersonal seperti tampak pada tulisan Gordon W. Allport (1960), Erich Fromm (1962), Martin Buber (1975), Carl Rogers (1951). Semua tokoh psikologi tersebut mewakili mazhab humanistik.
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.

pengaruh sosial dan komunikasi kelompok


PENGARUH SOSIAL
Pengaruh sosial merujuk pada perubahan sikap atau perilaku, sebagai hasil dari interaksi dengan orang lain. Pengaruh sosial juga berpengaruh pada perilaku komunikasi, baik secara individual maupun komunikasi dalam kelompok. Seberapa jauh dan mendalamnya pengaruh sosial terhadap sikap, perilaku dan komunikasi. Berikut pembahasannya.
A. TINGKATAN PENGARUH SOSIAL
Terdapat perbedaan tingkat penerimaan pengaruh sosial pada individu dalam hal ini terdapat dua kemungkinan, Anda mungkin akan menerima sepenuhnya pengaruh pengaruh orang lain tersebut (acceptance) atau Anda hanya melakukan perubahan secara parsial (hanya untuk memenuhi), tidak menerima pengaruh tersebut secara utuh (compliance).

1. Acceptance(Penerimaan)
Perubahan yang terjadi di dalam batin kita sebagai hasil dari pengaruh sosial disebut dengan penerimaan (acceptance). Jika seseorang atau sebuah kelompok meyakinkan Anda untuk mempercayai dan juga bertindak seperti yang diinginkan maka perubahan yang Anda lakukan berdasarkan proses yang terjadi di dalam batin. Berikut merupakan bentuk – bentuk dari acceptance.
a. Indentification (Identifikasi)
Kita mungkin menerima pengaruh karena kita mengindentifikasi atau memihak sebuah kelompok, individu atau karena alasan tertentu. Identifikasi membantu mempertahankan hubungan personal antara mereka yang terlibat. Pada bentuk penerimaan ini, isi dari perubahan keyakinan dan perilaku bukanlah suatu hal yang penting jika dibandingkan dengan hasilnya. 
b. Internalization (internalisasi)
Bentuk penerimaan yang paling dalam adalah ketika seseorang merasa yakin untuk mempercayai perubahan sikap. Pada kasus ini, seseorang telah terinternalisasi dengan keyakinan baru, menerima makna dan bentuk sosial.

2. Compliance
Pada beberapa hal, pengaruh sosial tidak begitu berdampak bagi seseorang, dan juga tidak dapat seutuhnya mengubah sikap. Ketika Anda mengubah perilaku atau ekspresi dari sebuah sikap, tetapi tidak menerima perubahan tersebut secara utuh maka inilah yang disebut dengan compliance. Kita bisa mendapatkan contoh – contoh dari compliance ini melalui pengamatan terhadap orang lain.

Bentuk – bentuk compliance adalah sebagai berikut:

a. Conformity (Konformitas)
Bentuk compliance yang paling banyak di teliti adalah konformitas, yaitu berubahnya sikap atau perilaku yang disebabkan adanya tekanan dari kelompok (group pressure). Ada bebrapa kondisi dan proses yang dapat menghasilkan perubahan, yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.

b. Obedience (kepatuhan)
            Bentuk yang paling menarik dari compliance adalah kepatuhan, di mana pengaruh individu terhadap perubahan perilaku individu lainnya adalah hasil permintaan secara langsung atua perintah.
B. MENERIMA PENGARUH ORANG LAIN
Mengapa kita menuruti dan terkadang menerima pengaruh orang lain? Ada dua alasan atau standar yang dikemukakan para ahli.

1. Pengaruh Normatif
Menurut teori pembandingan sosial, untuk memvalidasi atau mempertegas keyakinan sosial kita, kita merundingkan atau mengonsultasikannya dengan perilaku orang lain. Jika pengamatan kita terhadap orang lain memberi suatu pedoman dalam berperilaku (norma) kita mungkin akan terpengaruh untuk meniru tindakan tersebut. Contoh ketika anda hendak memutuskan kursus apa yang dipilih, mungkin anda meminta saran dari teman. Lalu, berdasarkan saran teman itulah, Anda menentukan pilihan, bukan berdasar kemauan anda sendiri. Ini seperti anda menyimpulkan “Orang – orang itu tidak mungkin salah”. Pengaruh normatif terutama bergantung pada isyarat/petunjuk sosial, misalnya ukuran kelompok spsial atau status orang yang memberi pengaruh.

2. Pengaruh Informasional
Terkadang kita mengubah pikiran dan tindakan karena orang lain telah menunjukkan kita cara/jalan yang lebih baik atau mereka memberi informasi yang berguna. Pengaruh informasi ini tidak hanya menghasilkan compliance, tetapi jugaacceptance.
C. BENTUK – BENTUK PENGARUH SOSIAL
Ada tiga bentuk pengaruh sosial, yaitu (1) konformitas, (2) kepatuhan, dan (3) kekuasaan (power). Marilah kita bahas satu per satu.

1. Konformitas
Tidaklah mengherankan jika kita hanya sekedar mengikuti pikiran dan tindakan teman – teman kita atau orang – orang yang kita kenal. Dari berbagai hubungan yang dimiliki, kita mendapat berbagai manfaat, termasuk standar atau norma untuk dapat menyesuaikan diri. Penelitian klasik telah menguji dampak dari kehidupan orang lain, baik orang asing ataupun teman, berdasarkan dua proses, yaitu pembentukan norma (norm formation) dan tekanan kelompok (group pressure).

2. Kepatuhan
Dalam hal ini terdapat konsep Experimental realism, yakni realitas terhadap pengalaman yang dapat mempengaruhi kepatuhan, dimana individu menafsirkan situasi yang sangat kuat, membuat kebanyakan individu sulit untuk melawan.

3. Kekuasaan Sosial
Studi mengenai konformitas dan kepatuhan ini tidak hanya berbeda dalam susunannya, tetapi juga sifat kekuasaan atau power, yaitu tekanan untuk menyesuaikan diri yang timbul dari power sebuah kelompok sosial, sementara tekanan untuk patuh datang dari power seseorang yang berwenang.
PERILAKU KELOMPOK
Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia selalu membentuk kelompok – kelompok dan dalam kelompok itulah mereka berkomunikasi, baik antarsatu orang dengan orang lain atau satu orang dengan sekelompok orang.
A. KLASIFIKASI DAN PERAN KELOMPOK
Tidak semua kumpulan orang dapat membentuk suatu kelompok. Secara psikologis sebuah kelompok didefinisikan atas kualitas fungsional, bukan dari sifat fisiknya.
Dalam psikologi sosial, suatu kelompok terdiri dari kurang lebih dua orang atau lebih banyak yang berinteraksi, berkomunikasi, dan mempengaruhi satu sama lain selama beberapa waktu.

1. Peran Kelompok
a. Identitas
Kepemilikan dalam kelompok adalah suatu bentuk kategorisasi sosial, yaitu kelompok menjadi satu aspek dari identitas sosial.
b. Penyimpangan
Tujuan kelompok terkadang dapat mengesampingkan atau bertentangan dengan tujuan pribadi anggotanya. Seseorang yang melanggar norma kelompok demi pemuasan kebutuhan pribadi disebut sebagai penyimpang. Menurut teori perbandingan sosial, penting bagi para anggota kelompok untuk saling memvalidasi keyakinan.
c. Dampak sosial
Sebuah kelompok akan lebih besar berpengaruh pada setiap anggotanya jika kuat, pengaruhnya dekat, dan jika kelompok tersebut mempunyai jumlah yang besar.

2. Struktur dan Fungsi Kelompok
Psikolog sosial dari Harvard, Robert Bales, membedakan dua fungsi penting dari perilaku kelompok, yaitu agenda tugas yang berhubungan dengan pekerjaan dan agenda sosial yang mempertemukan kebutuhan emosional dan peran sosial anggota kelompok.

3. Proses dalam Kelompok
Individu dalam konteks kelompok dapat berperilaku berbeda dari orang lain yang bertindak secara bebas tanpa ikatan dengan kelompok manapun. Proses kunci dari kelompok  yaitu deindividuasi, fasilitas sosial, dan sosialisasi kelompok.

a. Dampak terhadap kesadaran diri, deindividualisme
Keterlibatan kelompok dapat memengaruhi selfawareness dan menciptakan deindividualisasi. Kondisi ini membuat individu kurang berpikir secara mendalam dan berperilaku sesuai kata hati. Dampak terhadap kesadaran diri, yaitu adanya pengurangan kesadaran diri, dapat berupa tindakan yang tidak konsisten dengan sikap individu tersebut dan penyerapan norma kelompok yang terlihat.
b. Dampak terhadap performance (kinerja): fasilitas sosial
Kehadiran orang lain dapat mendorong dan memudahkan pelaksanaan kinerja. Ini yang dimaksud dengan pengaruh fasilitasi sosial karena keberadaan oranglain dapat memudahkan pelaksanaan kerja.
c. Sosialisasi kelompok
Proses yang membuat pendatang baru untuk menjadi anggota seutuhnya dalam sebuah kelompok adalah sosialisasi kelompok. Sosialaisasi berlangsung dalam serangkaian tahap, yaitu
investigasi, sosialisasi, pemeliharaan, dan terkadang resosialisasi dan kenangan.

4. Pembentukan Keputusan
Pembuatan keputusan adalah salah satu kajian penting dalam kelompok. Bahkan kelompok informal seperti teman atau rekan kerja akan menghabiskan waktu untuk membuat keputuasan

Terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi kualitas keputusan kelompok yaitu:
a. Tujuan Sama
Sebuah keputusan akan lebih baik jika seluruh anggota kelompok menerima tujuan yang sama.
b. Pembagian Tugas
Sebagian tugas lebih baik dibagi, dan sebagian tidak. Tugas yang dibagi yang mengarah kepada delegasi yang lebih baik dalam kelompok dan hasil akhir tercapai dengan baik pula.
c. Status dan Komunikasi
Anggota dengan status lebih tinggi akan berbicara lebih banyak dan lebih berpengaruh. Sedangkan anngota yang berstatus rendah akan tunduk pada atasan merek
d. Ukuran Kelompok
Semakin kecil kelompok akan semakin efisien pekerjaannya. Kelompok yang lebih besar akan mewakili lebih banyak pendapat, tetapi setiap anggota kurang berkontribusi dalam putusan akhir.
e. Heterogenitas Kelompok
Kelompok heterogen meliputi berbagai macam perbedaan, seperti ras, gender, umur, pekerjaan, sedangkan anggota dalam kelompok homogen lebih memiliki kesamaan satu dengan lainnya.

5. Polarisasi Kelompok
Ada yang berpendapat bahwa dalam kelompok individu menjadi kurang berani, kurang kreatif, kurang inovatif, menghindari resiko. Namun, ada yang berpendapat orang yang berasa dalam kelompok justru cenderung lebih berani.
Biasanya yang terjadi dalam kelompok adalah apabila sebelum diskusi kelompok para anggotanya mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu. Sebaliknya apabila sebelum diskusi para anggota agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentangnya lebih keras lagi.
B. KEPEMIMPINAN
Pemimpin adalah anggota kelompok yang berpengaruh, yaitu menuntun , mengarahkan dan memotivasi usaha yang dilakukan kelompok. Kepemimpinan merupakan perilaku dalam kelompok yang paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok.
  • Perilaku Kepemimpinan
a. Spesialis
Sebagai pemimpin kompeten di kedua peran dan dapat menyeimbangkan agenda – agenda tersebut. Sebagian lain mempunyai kelebihan pada salah satu tugas.
b. Kepemimpinan unggul
Pemimpin yang memberi yang terbaik yang ia bisa dan orang yang memerhatikan anggota - anggotanya.
  • Fungsi Pemimpin
  1. Pencapaian tujuan
  2. Pemeliharaan Kelompok
  3. Identitas Simbolik
  4. Perwakilan Kelompok
  5. Perubahan Kelompok
  • Cara Pandang Memilih Pemimpim
  1.  Pendekatan yang baik bahwa pemimpin yang baik dilahirkan
  2. Pendekatan bahwa kepemimpinan adalah soal gaya
  3. Pendekatan Konteksual